Jika Anda perlu mengonversi angka antar sistem bilangan yang berbeda—baik dari biner ke desimal, heksadesimal ke oktal, atau basis lainnya—konverter angka ini adalah alat yang tepat untuk Anda. Cukup masukkan nilai, dan alat ini akan langsung mengubahnya ke sistem bilangan yang Anda pilih.
Baik Anda programmer yang bekerja dengan kode mesin, pelajar yang mempelajari basis bilangan, atau insinyur yang menangani rangkaian digital, alat ini memudahkan konversi dengan cepat dan gampang.
Apa Itu Basis Bilangan?
Basis bilangan (atau radix) adalah sistem dasar yang digunakan untuk merepresentasikan angka. Ini menentukan berapa banyak digit unik yang tersedia dan bagaimana nilai-nilai disusun dalam sistem tersebut. Basis bilangan menentukan kapan angka "berganti tempat" ke nilai posisi baru—mirip seperti sistem desimal yang berpindah dari 9 ke 10.
Berikut adalah basis bilangan yang paling umum digunakan:
-
Biner (Basis 2) – Sistem bilangan paling sederhana yang hanya menggunakan digit 0 dan 1. Ini adalah dasar dari semua komputasi modern dan rangkaian digital, dimana data disimpan dan diproses dalam bit.
-
Desimal (Basis 10) – Sistem standar yang kita gunakan sehari-hari, terdiri dari digit 0 hingga 9. Ini menjadi dasar sebagian besar perhitungan matematika dan representasi angka manusia.
-
Oktal (Basis 8) – Menggunakan digit 0 sampai 7 dan sering digunakan dalam komputasi, mikrokontroler, serta izin file UNIX karena kaitannya yang erat dengan biner (setiap digit oktal mewakili tiga digit biner).
- Heksadesimal (Basis 16) – Mencakup digit 0-9 dan huruf A-F (dengan A = 10, B = 11, dan seterusnya). Sistem ini banyak dipakai dalam pemrograman, pengalamatan memori komputer, dan pengkodean warna web karena memungkinkan representasi biner yang lebih ringkas.
Metode Konversi Basis Bilangan
Mengonversi angka antar basis bilangan berbeda sangat penting dalam komputasi, elektronika, dan matematika. Ada beberapa metode untuk melakukan konversi ini, tergantung pada basis awal dan tujuan. Berikut adalah metode yang paling umum digunakan:
1. Metode Pembagian dan Sisa (Untuk Desimal ke Basis Lain)
Metode ini digunakan untuk mengubah angka desimal (basis 10) ke basis lain (misalnya biner, oktal, atau heksadesimal).
-
Langkah-langkah:
-
Bagi angka desimal dengan basis tujuan.
-
Catat sisa pembagian sebagai digit paling kanan (digit dengan bobot terendah).
-
Ulangi pembagian dengan hasil bagi hingga mencapai 0.
-
Angka akhir diperoleh dengan membaca sisa pembagian dari bawah ke atas.
-
Contoh: Mengubah 45 (desimal) menjadi biner:
-
45 ÷ 2 = 22, sisa 1
-
22 ÷ 2 = 11, sisa 0
-
11 ÷ 2 = 5, sisa 1
-
5 ÷ 2 = 2, sisa 1
-
2 ÷ 2 = 1, sisa 0
-
1 ÷ 2 = 0, sisa 1
-
Hasil: 45 (₁₀) = 101101 (₂)
2. Metode Perkalian Ganda (Untuk Konversi dari Biner ke Desimal)
Untuk mengonversi biner ke desimal, kalikan setiap digit dengan pangkat 2 sesuai posisinya, mulai dari digit paling kanan.
-
Contoh: Ubah 1011 (₂) ke desimal:
-
(1 × 2³) + (0 × 2²) + (1 × 2¹) + (1 × 2⁰)
-
= (8 + 0 + 2 + 1) = 11 (₁₀)
3. Metode Pengelompokan (Biner ke Oktal atau Heksadesimal)
Karena 1 digit oktal = 3 digit biner dan 1 digit heksadesimal = 4 digit biner, kita bisa mengelompokkan digit biner untuk mempercepat konversi.
-
Contoh: Ubah 11010110 (₂) ke heksadesimal:
-
Kelompokkan dalam 4 bit: 1101 0110
-
Konversi tiap kelompok: 1101 (D), 0110 (6)
-
Hasil: 11010110 (₂) = D6 (₁₆)
4. Menggunakan Pangkat dan Logaritma (Untuk Basis Mana Saja ke Desimal)
Untuk angka dalam basis b, ekuivalen desimal dihitung dengan rumus:∑(digit×bⁿ) di mana n adalah posisi dari kanan (dimulai dari 0).
Metode ini memungkinkan konversi yang lancar antar basis bilangan, memudahkan kerja dengan biner, oktal, desimal, dan heksadesimal dalam komputasi dan matematika.
Rahasia Heksadesimal dan Insinyur IBM
Pada masa awal komputasi, para insinyur menghadapi tantangan—bagaimana merepresentasikan angka biner secara ringkas dan mudah dimengerti manusia. Pada tahun 1950-an, IBM mengembangkan salah satu komputer awalnya dan memerlukan sistem bilangan yang mempermudah kerja dengan biner.
Awalnya mereka mempertimbangkan oktal (basis 8) karena sesuai dengan biner (setiap digit oktal mewakili tiga digit biner). Namun, seiring kemajuan komputer, para insinyur IBM menyadari bahwa heksadesimal (basis 16) lebih unggul—karena bisa merepresentasikan seluruh rangkaian biner 4-bit hanya dengan satu digit (0-9, A-F).
Namun muncul masalah: Apa nama sistem baru ini? Awalnya, karyawan IBM mengusulkan “seksadesimal” (mengikuti pola penamaan Latin seperti desimal dan oktal). Tetapi ada kekhawatiran bahwa nama tersebut bisa menimbulkan kesan tidak tepat. Untuk menghindari kebingungan (atau guyonan yang tidak diinginkan), mereka memilih “heksadesimal”, gabungan dari bahasa Yunani "hex" (enam) dan Latin "decimal" (sepuluh).
Hingga kini, heksadesimal banyak digunakan dalam komputasi, mulai dari pengalamatan memori hingga kode warna web (#FF5733), membuktikan bahwa keputusan penamaan yang sederhana bisa membentuk masa depan teknologi!

